A.
PENGERTIAN
PENDERITAAN
Penderitaan berasal
dari kata derita. Kata
derita berasal dari
bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan susuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin atau lahir batin. Penderitaan bertingkat-tingkat ada
yang berat ada
yang ringan, namun peranan
individu juga menentukan
barat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa
yang dianggap penderitaan
oleh seseorang belum tentu
merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat
pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit
bagi seseorang atau sebagai langkah awal
untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
B.
SIKSAAN
Siksaan
dapat diartikan sebagai
siksaan badan atau
jasmani, dan dapat juga
berupa siksaan jiwa
atau rokhani. Akibat siksaan
yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Dengan
siksaan-siksaan itu Allah akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang
menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya. Siksaan yang
dialami manusia dalam
kehidupan sehari-hari banyak
terjadi dan banyak dibaca
diberbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis dihalaman pertama dengan
judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban. Berita mengenai
siksaan kita temui
dalam kehidupan sehari-hari,
sebuah harian ibukota (pos
kota) halaman pertama
isinya sebagian besar
adalah mengenai siksaan, pembunuhan,
pemerkosaan, pencurian, perampokon,
dan sebagainya.
Dengan
demikian jelaslah disatu
pihak kasus siksaan,
pemerkosaan, perampokan,
pembunuhan dan lain-lain
merupakan sumber keuntungan. Karena dengan mengekspose
berita-berita seperti itu
koran itu cukup
laku, dan mempunyai oplaag yang
tinggi. Siksaan yang sifatnya
Psikis misalnya kebimbangan,
kesepian dan ketakutan. Kebimbangan dialami
oleh seseorang bila
ia pada suatu
saat tidak dapat menentukan pilihan
mana yang akan diambil. Misalnya
pada suatu saat
apakah seseorang yang bimbang
itu pergi atau
tidak, siapakah kawannya
yang akan dijadikan pacar
tetapnya. Akibat dari kebimbangan
seseorang berada dalam keadaan
yang tidak menentu,
sehingga ia merasa
tersiksa dalam hidupnya
saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan
lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat
berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputuan, sehingga kebimbangan akan
cepat dapat diatasi.
Kesepian dialami oleh seseorang
merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia
dalam lingkungan orang
ramai, kesepian ini
tidak boleh dicampuradukkan dengan
keadaan sepi seperti
yang dialami oleh
petapa atau biarawan yang
tinggalnya ditempat yang
sepi. Tempat mereka memang
sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga
merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang. Seperti halnya
kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus
merasakan penderitaan batin,
sebagai homo socius,
seseorang perlu kawan, maka
untuk mengalahkan rasa
kesepian orang perlu
cepat macari kawan yang dapat
diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan kawan duka
adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami
oleh sahabatnya itu,
selain mencarin kawan, seseorang juga
perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang
dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak
memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya. Ketakutan merupakan bentuk lain yang
dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan
batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut
sebagai phobia. Pada umumnya
orang memiliki satu
atau lebih phobia ringan seperti
takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara
orang ketakutan itu
sedemikian hebatnya sehingga
sangat mengganggu. Seperti
pada kesepian, ketakutan
dapat juga timbul
atau dialami seseorang walaupun
lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Banyak
sebab yang menjadikan
seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a. Claustrophobia
dan Agoraphobia.
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap
ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia
adalah rasa takut
yang disebabkan seseorang
berada di tempat terbuka.
b. Gamang
merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan
karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang
harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir,
atau seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
c. Kegelapan merupakan
suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya
dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan,
pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu
dinyalakan lampu yang terang.
d. Kesakitan
merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng
yang takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi
ditusukkan kedalam tubuhnya. Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya
semuanya akan menimbulkan kesakitan.
e. Kegagalan
merupakan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan
mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi,
karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya
ketakutan kalau sampai terulang lagi.
APA
YANG MEMBUAT SESEORANG MENJADI PHOBIA?
Ahli-ahli medis
mempunyai pendapat yang
berbeda-beda dan banyak penderita yang
mempunyai teori tentang
asal mula dari
ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya
dimulai dengan sesuatu
schock emosional atau
suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian
dalam keluarga, suatu orerasi atau
sakit yang serius. Beberapa penderita
mengatakan bahwa mereka memang
merasa gelisah dan tertekan sejak
masih kanak-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang
yang kelihatannya tenang dan mantap. Tanpa pengobatan anak-anak yang menderita phobia sekolah dapat
berkembang menjadi agoraphobia yang
parah bila mereka sudah biasa, kesukarannya adalah, bahwa orang tua sulit
membedakan antara kemalasan yang kadang-kadang timbul dan phobia yang
sebenarnya.
Umumnya ada
dua aliran tentang
penyebab phobia. Ahli-ahli ilmu
jiwa cenderung berpendapat bahwa
phobia adalah suatu
gejala dari suatu
problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan
ditaklukkan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli
yang merawat tingkah
laku percaya bahwa suatu phobia
adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan
perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli-ahli setuju bahwa tekanan dan
ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan
terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
C.
KEKALUTAN
MENTAL
Penderita
kekalutan mental dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental, secara
lebih sederhana kekalutan
mental dapat dirumuskan
sebagai gangguan kejiwaan akibat
ketidak mampuan seseorang
menghadapi persoalan yang harus
diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:
a. Nampak
pada jasmani yang
sering merasakan pusing,
sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan adalah :
a. Gangguan
kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si
penderita baik jasmani maupun
rokhaninya
b. Usaha
mempertahankan diri dengan
cara negatif, yaitu
mundur atau lari, sehingga cara
bertahan dirinya salah,
pada orang yang
tidak menderita gangguan kejiwaan
bila menghadapi persoalan
justru cepat memecahkanproblemnya, sehingga
tidak menekan perasaannya.
Jadi bukan melarikan
diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan
c. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown)
dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab kekalutan
mental, dapat banyak
disebutkan antara lain
sebagai berikut :
a. Kepribadian
yang lemah, akibat
kondisi jasmani atau
mental yang kurang sempurna, hal-hal
tersebut sering menyebabkan
yang bersangkutan merasa rendah
diri yang secara
berangsur-angsur akan menyudutkan
kedudukannya dan manghancurkan mentalnya.
b. Terjadinya
konflik sosial budaya,
akibat norma berbeda
antara yang bersangkutan dengan
apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri
lagi, misalnya; orang
pedesaan yang berat
menyesuiakan diri dengan kehidupan
kota, orang tua
yang telah mapan
sulit menerima keadaan baru yang
jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
c. Cara
pematangan batin, yang
salah dengan memberikan
reaksi yang berlebihan terhadap
kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie
Proses-
proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorong ke arah :
a. Positif
: trauma (luka
jiwa) yang dialami
dijawab secara baik
sebagai usaha agar tetap
survive dalam hidup,
misalnya melakukan sholat
tahajud waktu malam hari
untuk memperoleh ketenangan
dan mencari jalan
keluar untuk mengatasi kesulitan
yang dihadapinya, ataupun
melakukan kegiatan yang posif.
b. Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan
atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu
tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
BENTUK
FRUSTASI ANTARA LAIN :
1. Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap
akibat emosi yang tidak terkendali dan
secara fisik berakibat
mudah terjadinya hypertensi
(tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat
membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi
adalah kembali pada
pola reaksi yang
primitif atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya
dengan menjerit-jerit, menangis
sampai meraung-raung, memecah
barang-barang.
3. Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan
pada suatu pola yang sama (tetap), misalnya
dengan membisu, memukul-mukul dada
sendiri, membentur-benturkan
kepala pada benda keras.
4. Proyeksi
merupakan usaha melempar
atau memproyeksikan kelemahan
dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah; awak
yang tidak pandai menari,dikatakan lantai yang berjungki
5. Identifikasi adalah
menyamakan diri dengan
seseorang yang sukses
dalam imaginasinya,
misalanya dalam kecantikan
yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam
soal harta kekayaaan dengan pengusaha kaya yang sukses
6. Narsisme
adalah self love
yang berlebihan, sehingga
yang bersangkutan merasa dirinya
superior dari pada orang lain.
7. Autisme adalah gejala menutup diri
secara diri secara total dari dunia riil, tidak mau berk omunikasi dengan orang
lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang
sinting.
PENDERITA
KEKALUTAN MENTAL BANYAK TERDAPAT DALAM LINGKUNGAN SEPERTI
1.
Kota-kota besar yang banyak memberi
tantangan-tantangan hidup yang berat sehingga
oarang merasa dikejar-kejar
dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, sebagaian orang tidak
mau tahu terhadap
penderitaan orang lain, akibat egoisme sebagai ciri masyarakat
kota.
2. Anak-anak muda usia
yang tidak berhasil
dalam mencapai apa
yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena
tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada
orang-orang usia tuapun sering mengalami penderitaan dalam
kenyataan hidupnya akibat
norma lama yang
dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang berlaku.
3. Wanita
pada umumnya lebih
mudah merasakan suatu
masalah yang dibawanya kedalam
hati atau perasaannya, tetapi
sulit mengelurkan perasaannya
tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga
kaum wanitalah yang
banyak menjadi penderita
penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) dari pada
kaum pria.
4.
Orang yang tidak beragama tidak memiliki
keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat
pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam
keadaan yang sulit
orang yang demikian
ini mudah sekali
mengalami penderitaan
5. Orang yang terlalu mengejar materi
seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat
dalam memperoleh tujuan
kegiatannya, yaitu mencari
keuntungan sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialis dan
mengabaikan masalah spritual yang justru membuat seseorang pasrah pada
saat-saat tertentu.
Penderitaan maupun
siksaan yang dialami
oleh manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia
ini benar-benar merupakan neraka dalam hidupnya. Bagi mereka yang mulai merasakan
tidak mampu lebih lama menderita, biasanya terlontar kata-katanya lebih baik
mati dari pada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematiannya, maka
berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu
menderita dan merasa putus asa, laluy mengambil jalan pintas, dengan bunuh
diri.
D.
PENDERITAAN
DAN PERJUANGAN
Setiap manusia
pasti mengalami penderitaan,
baik berat ataupun
ringan. Penderitaan adalah bagian
kehidupan manusia yang
bersifat kodrati. Karena
itu terserah kapada manusia
itu sendiri untuk
berusaha mengurangi penderitaan
itu semaksimal mungkin, bahkan
menghindari atau menghilangkan
sama sekali. Manusia adalah mahluk
berbudaya dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang
mengancam atau dialaminya.
Hal ini membuat
manusia itu kreatif, baik
bagi penderita sendiri
maupun bagi orang
lain yang melihat
atau mengamati penderitaan.
Penderitaan dikatakan
sebagai kodrat manusia,
artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa
manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai
rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis ia harus berusaha mengatasi
kesulitan hidup.
Pembebasan
dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan
hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan
waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka.Manusia hanya merencanakan dan Tuahan yang
menentukan. Kelalaian manusia
merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan
penderitaaan. Penderitaan yang
terjadi selain dialami
sendiri oleh yang bersangkutan,
mungkin juga dialami
oleh orang lain.
Bahkan mungkin terjadi akibat
perbuatan atau kelalaian
seseorang, orang lain
atau masyarakat menderita.
E. PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN
Dalam
dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal
ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi
dan sebagainya menejahterakan manusia dan
sebagaian lainnya membuat
manusia. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali,
pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya
penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki,
kebocoran reaktor nuklir di Unisovyet,
kebocoran gas beracun
di India. Penggunaan peluru
kendali dalam perang Irak.
Beberapa sebab
lain yang menimbulkan
penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana
alam, bencana perang
dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal
Tampomas Dua di
perairan Masalembo, jatuhnya
pesawat hercules yang mengangkut
para perwira muda
di Condet, meletusnya
gunung Galunggung, perang Irak dan Iran.
Media
masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa
penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat
dapat segera menilai untuk
menentukan sikap antara sesama
manusia terutama bagi
yang merasa simpati. Tetapi tidak
kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya
seni, sehingga para pembaca, penontonnya
dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh
bagaimana penderitaan anak
yang bernama Arie Hanggara
yang mati akibat siksaan
orang tuanya sendiri
yang difilmkan dengan judul Arie Hanggara.
F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita
kelompokkan secara sederhana
berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan dapat diperinci sebagai berikut :
- Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia
Penderitaan yang
menimpa manusia karena
perbuatan buruk manusia
dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya.
Penderitaan ini kadang disebut
nasib buruk. Nasib
buruk ini dapat
memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib
buruk dan takdir,
kalau takdir Tuhan
yang menentukan sedangkan nasib
buruk itu manusia penyebabnya.
Karena perbuatan
buruk antara sesama
manusia maka manusia
lain menderita misalnya:
1.
Pembantu rumah tangga yang diperkosa,
disekap, disiksa oleh majikannya, sudah
pantas jika majikan
yang biadab itu
diganjar dengan hukuman penjara oleh
Pengadilan Negri Surabaya
supaya perbuatan itu
dapat diperbaiki dan sekaligus
merasdakan penderitaan, sedngkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan
2. Perbuatan buruk
orang tua Arie
Hanggara yang menganiaya
anak kandungnya sendiri sampai
mengakibatkan kematian, sudah
pantas jika dijatuhi hukuman
oleh pengadilan Negri
Jakarata Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki
dan sekaligus merasakan penderitaa
3. Perbuatan buruk pejabat pada zaman Orde
Lama dilukiskan oleh seniman Rendra
dalam puisinya "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota
Jakarta" perbuatan
buruk yang merendahkan derajad
kaum wanita, yang memandang wanita tidak lebih dari
pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang sebagai
salah satu usaha
memperbaiki nasib buruk
itu dengan mengkombinasikannya kepada
masyarakat termasuk pejabat
dan pelacur ibu kota itu.
Perbuatan buruk
manusia terhadap lingkungannya juga
menyebabkan penderitaan
manusia, Tetapi manusia
tidak menyadari hal
ini, Mungkin kesadaran itu
timbul setelah musibah
yang membuat manusia
menderita misalnya :
1. Musibah
banjir dan tanah
longsor di Lampung
selatan bermula dari penghunian liar
dihutan lindung, kemudian
dibabat menjadi tandus
dan gundul oleh manusia-manusia penghuni
liar itu. Akibatnya
beberapa jiwa jadi korban banjir,
ratusan rumah hancur, belum terhitung lagi jumlah ternak dan harta
benda yang hilanh/musnah. Segenap
lapisan masyarakat, pemerintah
dan ABRI bekerja sama untuk membebaskan para korban dari penderitaan ini.
2. Perbuatan lalai mungkin kurang kontero
terhadap tanki-tanki penyimpanan gas-gas
beracun dari perusahaan
"Union Carbide" di
India. Gas-gas beracun dari
tangki penyimpanan bocor
memenuhi dan mengotori
daerah sekitarnya,
mengakibatkan ribuan penduduk
penghuni daerah itu
mati lemas dan mengalami cacat. Inilah penderitaan manusia karena
perbuatan lalai dari pekerjaan
atau pimpinan perusahaan
itu. Ia bertanggung
jawab untuk memulihkan penderitaan manusia disitu.
b. Penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan / azab Tuhan
Penderitaan
manusia dapat juga terjadi
akibat atau siksaan / azab Tuhan. Namun
kesabaran, tawakal, dan
optimisme dapat merupakan
usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu.
Banyak
contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderita
dapat diungkapkan berikut ini :
1. Seorang anak lelaki buta sejak
dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, karena
kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas dan akhirnya
memperoleh gelar Doktor di Universitas Dsabone
Perancis. Dia adalah Prof. DR Thaha
Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.
2. Nabi
Ayub mengalami siksaan
Tuhan, tetapi dengan
sabar ia menerima cobaan ini. Bertahu-tahun ia
menderita penyakit kulit,
sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan
ia dikucilkan. Berkat kesabaran
dan pasrah kepada Tuhan,
sembuhlah ia dan
tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Disini kita
dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah,
tetapi juga sikap hidup yang lemah seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri
yang luntur karena penyakit Nabi Ayub yang cukup lama.
G. PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang
mengalami penderitaan mungkin
akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan
sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat
berupa sikap positif
ataupun sikap negatif. Sikap negatif
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin
bunuh diri, Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa "Sesal dahulu
pendapatan, sesal kemudian tak berguna", "nasib sudah
menjadi bubur". Kelanjutan
dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak
mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan,
melainkan perjuangan membebaskan
diri dari penderitaan, dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap
anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia
berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya.
Apabila sikap
negatif dan positif
ini dikomunikasikan oleh
para seniman kepada para
pembaca, penonton, maka para
pembaca, para penonton
akan memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk
mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan
dalam masyarakat dengan
tujuan perbaikan keadaan. Keadaan
yang sudah tidak
sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai,
keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
Sumber:
http://ocw.gunadarma.ac.id/.../ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-penderitaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar