Kata Pemilihan Umum atau yang biasa di singkat
pemilu akhir akhir ini tidaklah asing terdengar ditelinga kita. Memang tahun
2014 ini merupakan tahun demokrasi dimana kepala pemerintahan akan berganti. Pemilu
bermula pada tahun 1955, saat itu pemilu hanya memilih calon anggota legislatif
(DPR & DPRD) dan kepala pemerintahan (Presiden) dipilih oleh MPR. Lambat laun
pada tahun 2004 kepala pemerintahan (Presiden) dipilih oleh rakyat langsung
dengan masa jabatan lima tahun.
Tahun 2014 ini merupakan
tahun kesebelas diadakannya pemilu. Sebanyak 12 partai politik ikut meramaikan
pesta demokrasi diantaranya Partai Nasdem, PKB, PKS, PDI Perjuangan, Partai
Golkar, Partai Gerinda, Partai Demokrat, PAN, PPP, Partai Hanura, Partai Bulan
Bintang, PKPI. Masing masing partai mengusung calon anggota legislatif dari
berbagai macam latar profesi.
Sebagai pemilih kita
dituntut untuk tahu latarbelakang calon anggota legislatif dan presiden yang
nantinya akan kita pilih. Namun dengan banyaknya partai yang ikut
berpartisipasi nampaknya agak sulit untuk menemukan figur yang tepat sesuai
pilihan kita. Hal demikian yang dapat memicu lahirnya “golput” golongan putih
yang berarti tidak memberikan hak suara pada pemilu. Hal lain yang menyebabkan
pemilih golput antara lain kurangnya rasa percaya terhadap calon calon anggota
legislatif dan presiden.
Terlepas dari banyaknya
rumor gerakkan golput, elemen elemen penyelenggara pemilihan umum terus
mensosialisasikan pemilu yang “luber” Lansung Umum Bebas Rahasia “jurdil” Jujur Adil.
Partai partai peserta pemilu melakukan sosialisasi calon anggota legislatif
yang akan menduduki kursi DPR & DPRD dengan berbagai macam cara. Hal ini
terlihat dari banyaknya baliho, spanduk, stiker, bendera partai yang tersebar
di berbagai sudut daerah. Dengan banyaknya atribut partai memang agak
mengganggu pemandangan di sana sini terlihat atribut partai dengan papangan
foto dan slogan yang diutarakan. Kadang foto dan slogan itu terlihat nyeleneh, mungkin itu salah satu dari cara mendapatkan
calon pemilih.
Janji janji yang
dilontarkan banyak calon mencoba membius pemilih. Entah motivasi apa yang ada
didalam benak para calon anggota legislatif. Berorasi mengatasnamakan rakyat,
membenahi negeri ataukah untuk memperkaya diri?
Sebagai pemilih hendaknya
mencermati dan mencari informasi mengenai calon yang akan dipilih agar aspirasi
dapat tersalurkan sebagaimana mestinya yang akan membuat negeri ini menjadi
lebih baik lagi.
Semoga.
Jangan lupa datang ke TPS di mana kalian terdaftar 9 APRIL 2014. Satu Suara Untuk Bangsa!
Jangan lupa datang ke TPS di mana kalian terdaftar 9 APRIL 2014. Satu Suara Untuk Bangsa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar