NPM : 12111716
Kelas : 3KA12
Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan tugas softskill yang berkaitan dengan pokok pembahasan yaitu, berfikir deduktif.
Penalaran deduktif adalah suatu
penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang
kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan
atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini
diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan
operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu
harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya
dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif
tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
B.
Faktor – faktor penalaran deduktif
1.
Pembentukan Teori
2.
Hipotesis
3.
Definisi Operasional
4.
Instrumen
5.
Operasionalisasi
C.
Variabel pada penalaran deduktif
1.
Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis
umum : Premis Mayor (My)
Premis
khusus : Premis Minor (Mn)
Premis
simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam
simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan
predikat simpulan disebut term minor.
2.
Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi conditional hipotesis.
Konditional
hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan
konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
3.
Silogisme Alternatif
Silogisme
Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif.
Proposisi
alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya
akan menolak alternatif yang lain.
4.
Entimen
Silogisme
ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
D.
Contoh Kalimat Deduktif
1.
Burung adalah hewan berkaki dua (premis minor)
2.
Semua burung bisa terbang (kesimpulan)
3.
Burung adalah hewan (premis mayor)
E. Penalaran Induktif
Penalaran Induktif Induksi /
induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini
mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena-fenomena yang ada. Karena
semua fenomena harus diteliti dan dievaluasi terlebih dahulu sebelum melangkah
lebih jauh ke penalaran induktif, maka proses penalaran itu juga disebut
sebagai corak berpikir yang ilmiah. Namun induksi sendiri tak akan banyak
manfaatnya kalau tidak diikuti oleh proses penalaran deduktif. Pengertian
fenomena-fenomena individual sebagai landasan penalaran induktif harus
diartikan pertama-tama sebagai data-data maupun sebagai pernyataan-pernyataan,
yang tentunya bersifat factual pula. Proses penalaran induktif dapat dibedakan
lagi atas bermacam-macam variasi seperti generalisasi, hipotese dan teori,
analogi induktif, kausal dan sebagainya.
Macam-macam Penalaran Induktif
a. Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang
berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi
mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan,
generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
b. Analogi
Analogi adalah membandingkan dua hal
yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni
kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan
cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
F. Paragraf Deduktif
Pengertian dari paragraf deduktif,
yaitu sebuah paragraf yang berpola dari umum ke khusus, artinya paragraf yang
didahului dengan kalimat umum kemudian dikembangkan dengan beberapa kalimat
penjelas. Pembahasan mengenai jenis paragraf yang satu ini biasa kita temui
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, mulai dari SD hingga SMA. Contoh dari
paragraf deduktif bisa kita temukan di berbagai penyedia artikel, seperti
internet, majalah, tabloid dan koran.
G.
Ciri-ciri Paragraf Deduktif
1.
Kalimat utama berada di awal paragraf
2.
Kalimat utama disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan
H. Contoh Paragrah Deduktif
Contoh
1
Negara
adalah institusi mapan, tetapi tetap dinamis sehingga mampu mengantisipasi
segala perubahan yang terjadi. Negara mewadahi seluruh kepentingan masyarakat
bangsa. Ia hanya menyediakan kerangka umum yang bersifat abstrak, sehingga
terbuka untuk ditafsirkan. Sementara pemerintah adalah pranata kontemporer,
sebagai penyelenggara negara dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh konstitusi
negara.
Contoh 2
Kebersihan
sangat menjadi masalah di sekolah. Ini terjadi karena banyak murid-murid yang
tidak sadar akan kebersihan. Padahal “Kebersihan adalah sebagian dari iman”.
Contoh 3
Pos
kesehatan di pasar itu memang di khususkan melayani pedagang dan pembeli.
Pedagang tidak akan khawatir meninggalkan dagangannya karena hanya berobat
masih di kawasan pasar. Mereka dapat antre saat sepi pembeli. “Kebanyakan
periksa gula darah dan rematik, mayoritas pasiennya berusia tua,” papar Siti.
Contoh 4
Maka
dari itu saya sangat setuju dengan adanya kegiatan kerja bakti seminggu sekali.
Karena, jika lingkungan hidup bersih maka kita juga akan sehat. Maka dari itu,
kegiatan kerja bakti sangat penting di lingkungan sekolah.
Sumber:
URL : http://e-vecchia.blogspot.co.id/2014/04/tugas-ke-3-bahasa-indonesia-2.html diakses pada tanggal 09 April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar