NPM : 12111716
Kelas : 3KA12
Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan tugas softskill yang berkaitan dengan pokok pembahasan yaitu, berfikir induktif
INDUKTIF
Penalaran merupakan pemikiran, logika, pemahaman. Penalaran adalah
proses berpikir yang dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran
berlawanan dengan panca indera karena, nalar didapat dengan cara berpikir
sehingga dapat mengetahui suatu kebenaran.
Induktif merupakan hal yang dari khusus ke umum. Sehingga dapat
dikatakan berpikir induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari
khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang umum.
Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa
yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan
mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.
Contoh penalaran induktif : kucing berdaun telinga berkembang
biak dengan melahirkan. kelinci berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan. Panda berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan
: semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Bentuk-bentuk Penalaran Induktif
a. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena
individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
·
Andika Pratama adalah bintang film, dan ia berwajah tamapan.
·
Raffi Ahmad adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua bintang film berwajah tampan. Pernyataan
“semua bintang film berwajah tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas
karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya: Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak
berwajah tampan.
Macam-macam generalisasi :
1. Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang
menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
2. Generalisasi tidak
sempurna: Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang
diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai
celana pantaloon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna. Generalisasi yang
tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian
yang benar.
b. Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang
menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu
proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah
ada.
Analogi
dilakukan karena antara sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya
memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat
menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah
dicerna. Analogi yang dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis.
Contoh analogi :
Untuk menjadi seorang pemain bola yang professional atau
berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang
doktor untuk dapat menjadi doktor yang professional dibutuhkan pembelajaran
atau penelitian yang rajin yang rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi
seorang pemain bola maupun seorang doktor diperlukan latihan atau pembelajaran.
Jenis-jenis Analogi:
1. Analogi induktif :
Analogi
induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama
terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif
merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan
yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua
barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh
analogi induktif :
Tim
Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas
Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
2. Analogi deklaratif :
Analogi
deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang
belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi
dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita
ketahui atau kita percayai.
Contoh
analogi deklaratif :
Untuk
penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara
dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang
benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
c.
Hubungan kausal
Penalaran
yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal
(kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang sudah pasti antara segala
kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta
kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang
mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan
sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu
manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Macam
hubungan kausal :
1. Sebab- akibat.
Contoh: Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah longsor.
2.
Akibat – Sebab.
Contoh: Andri juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.
3. Akibat – Akibat.
Contoh:Toni melihat kecelakaan dijalanraya, sehingga Toni beranggapan adanya korban
kecelakaan
Sumber:
URL
: http://e-vecchia.blogspot.co.id/2014/04/penalaran-induktif_8.html diakses pada tanggal 09 April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar