NPM : 12111716
Kelas : 3KA12
Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan tugas softskill yang berkaitan dengan pokok pembahasan yaitu, penalaran.
PENALARAN
Penalaran
adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data / fakta
yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Fakta / data yang akan dinalar itu
boleh benar dan juga tidak.
Pengertian
Penalaran dari Berbagai Sumber:
Berdasarkan e-learning gunadarma
Penalaran adalah bentuk tertinggi dari
pemikiran. Secara sederhana penalaran dapat diartikan sebagai proses pengambilan
kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya.
Berdasarkan Wikipedia
Penalaran adalah proses berpikir yang
bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian.
Berdasarkan Kamus Besar Indonesia
- Cara (perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran. Contoh kepercayaan takhayul serta – yang tidak logis haruslah dikikis habis
- Hal yang mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman
- Proses mental dengan mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip
Pengertian
Penalaran Menurut Para Ahli:
- Bakry (1986:1) menyatakan bahwa Penalaran atau Reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
- Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
- Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk
menghubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan
berupa pengetahuan. Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses
berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.
METODE
PENALARAN
Dua jenis metode penalaran yaitu penalaran
deduktif dan induktif :
A. Metode
Induktif
Metode berpikir induktif adalah suatu
penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasi pengamatan empiric
dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Dalam hal ini panalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.
Contoh:
Ani bersekolah dengan memakai seragam merah
puti karena masih SD
Anton Bersekolah dengan memaki seragam merah
putih karena dia masih SD.
KESIMPULAN:
Semua siswa yang masih SD memaki seragam
merah putih saat bersekolah
B. Metode
Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu
penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah
diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat lebih khusus.
PENALARAN INDUKTIF DAN INDUKTIF
Penalaran induktif adalah
penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil
kesimpulan yang lebih umum. Penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu
masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. Catatan
bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang
diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu
benar. Tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar.
contoh penalaran induktif
adalah :
Kerbau punya mata, Anjing punya
mata. Kucing punya mata
Kesimpulan :
setiap hewan punya
penalaran induktif
membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang
diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan
statistic. Penalaran induktif
ini mengangkat 1 kasus untuk ditarik dalam kesimpulan umumnya. contohnya kurang
banyak. dan meski penalaran induktif sudah kuat dengan contoh yang banyak,
kesimpulan induktif yang dihasilkan pun masih bisa dipertanyakan keabsahannya.
Berbeda dengan penalaran deduktif,
penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih
umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan
hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan
statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika
logika dan teori himpunan dan bilangan. contoh penalaran deduktif adalah :
Contoh :
-
semua hewan punya mata
-
anjing termasuk hewan
Kesimpulan :
-
anjing punya mata
KESALAHAN PENALARAN
Salah nalar dapat terjadi di dalam
proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan
pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena
gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa
(1) kesalahan karena generalisasi yang
terlalu luas
(2) kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat
(3) kesalahan analogi
2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan karena
:
(1) kesalahan karena premis mayor tidak
dibatasi
(2) kesalahan karena adanya term keempat
(3) kesalahan karena kesimpulan terlalu
luas/tidak dibatasi
(4) kesalahan karena adanya 2 premis negatif
C. Konsep
dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang
abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan
dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa
argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep
adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang
digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol
berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari
premis. Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia
adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa
pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama - sama dengan
terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari
proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan
untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari
rangkaian pengertian.
D.
Ciri- Ciri Penalaran :
1. dilakukan dengan sadar
2. didasarkan atas sesuatu yang sudah
diketahui
3. Sistematis
4. terarah, bertujuan
5. menghasilkan kesimpulan berupa
pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru
6. sadar tujuan
7. premis berupa pengalaman atau pengetahuan,
bahkan teori yang telah diperoleh
8. pola pemikiran tertentu
9. sifat empiris rasional
PROPOSISI
A. Pengertian Proposisi
Merupakan pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”. Maksud kedua duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
B. Makna Proposisi
Merupakan pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”. Maksud kedua duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
B. Makna Proposisi
Makna preposisi merupakan makna
gramatikal karena partikel tersebut bermakna pada saat berdampingan dengan
unsur lan. Preposisi memiliki makna yang
sangat bervariasi. Satu preposisi adalah
yang memiliki makna yang lebih dari satu.
Namun demikian, ada pula beberapa preposisi yang dapat dikelompokkan
menjadi satu menandai makna yang sama atau hampir sama.
Preposisi yang menandai hubungan
makna sebagai
1) Makna peuntukan, yakni preposisi:
(-) bagi
(-) demi
(-)
untuk
2) Makna asal, yakni preposisi
(-) dari
3)
Makna cara atau kesertaan, yakni
preposisi:
(-)
dengan
(-)
secara
4) Makna tempat berada, yakni
preposisi:
(-)
di
(-)
dalam
(-)
di dalam
(-)
di sekitar
5) Makna sebab, yakni preposisi:
(-)
Akibat
(-)
Berkat
(-)
Karena
(-)
Atas
C. Sifat
Proposisi
Dibagi
menjadi 3 kategori, yaitu :
- Kategorial : proporsisi hubungan antara subjek dan predikatnya tidak ada syarat apapun
- Kondisional : proporsisi yang hubungannya subjek dan predikat membutuhkan persyaratan tertentu. Biasanya diawali : jika, apabila, walaupun, seandainya.
kondisional
dibagi menjadi 2, yaitu :
-
Hipotesis
contoh
: Jika susi rajin belajar maka dia akan pintar
-
Disjungtif yaitu
memiliki 2 predikat dan predikatnya alternatif.
contoh : Wanita itu sudah menikah apa belum
INFERENSI DAN IMPLIKASI
-
Inferensi
Merupakan suatu proses untuk
menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui. Inferensi adalah konklusi
logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar,
proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine.
Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base telah lengkap, atau
paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi
pengetahuan tersebut telah siap digunakan.
-
Implikasi
Implikasi itu artinya akibat,
seandainya dikaitkan dengan konteks bahasa hukum, misalnya implikasi hukumnya,
berarti akibat hukum yang akan terjadi berdasarkan suatu peristiwa hukum yang
terjadi.
Bahasa hukum sebenarnya tidak rumit,
prinsipnya bahasa hukum masih mengikuti kaidah EYD, bahasa Indonesia baku.
Tetapi, untuk konteks tertentu, ada hal-hal yang tidak bisa mempergunakan
bahasa Indonesia baku.
Wujud Evidensi
-
Adalah
semua yang ada semua kesaksian,semua informasi,atau autoritas yang dihubungkan
untuk membuktikan suatu kebenaran, fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak
boleh dicampur adukan dengan apa yang di kenal sebagai pernyataan atau
penegasan. Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau
informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adlah bahan keterangan
yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
Cara Menguji Data
Data dan informasi yang digunakan dalam
penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian
melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap
digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan
untuk pengujian tersebut.
1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas
Cara Menguji Fakta
Untuk menetapkan apakah data atau
informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian.
Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan
keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau
penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta
tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan
diambil.
1. Konsistensi
2. Koherensi
Cara Menguji Authoritas
Metode
ini digunakan untuk menguasai ilmu pengetahuan jika metode pengalaman tidak
dapat digunakan secara efektif. Cara lain dengan bertanya atau menggunakan pengalaman
orang lain. Seorang mahasiswa tidak perlu pergi ke bulan untuk mengetahuitentang
keadaan dan situasi bulan. Mereka dapat bertanya pada dosennya atau orang
yangmempunyai pengalaman dalam bidangnya.
Seorang
penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan
kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat
saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data
eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
2.
Pengalaman dan pendidikan autoritas
3.
Kemashuran dan prestise
4.
Koherensi dengan kemajuan
Sumber:
URL : http://e-vecchia.blogspot.co.id/2014/03/tugas-ke-2-bahasa-indonesia-2.html?view=classic
diakses pada tanggal 09 April 2016
URL : http://e-vecchia.blogspot.co.id/2014/03/tugas-ke-2-bahasa-indonesia-2_6207.html diakses pada tanggal 09
April 2016
URL : http://e-vecchia.blogspot.co.id/2014/03/tugas-ke-2-bahasa-indonesia-inferensi.html diakses pada tanggal 09
April 2016
URL : http://e-vecchia.blogspot.co.id/2014/03/tugas-ke-2-bahasa-indonesia-2_25.html diakses pada tanggal 09
April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar